Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
pasuruan, jawa timur, Indonesia
عش كريما أو مت شهيدا
RSS

Fashl dan Washl


الفصل و الوصل
A.           Fashl
1.    Pengertian
Secara leksikal, Fashl bermakna memisahkan, memotong, memecat dan menyapih. Sedangkan dalam terminology ilmu balaghoh, Fashl adalah Menggabungkan dua buah kalimat dengan tidak menggunakan huruf ‘athaf.

2.    Tempat-tempat Fashl
·          Antara kalimat yang pertama dan kedua terdapat hubungan yang sempurna. Dikatakan hubungan yang sempurna apabila kaitan antara kalimat yang pertama dengan kalimat yang kedua merupakan hubungan taukid, bayan atau badal.
a)     Sebagai taukid

وما الدهر إلا من رواة قصائد ۞ إذا قلت شعرا أصبح الدهر منشدا
Artinya:
“tiadalah masa itu melainkan penutur kasidah-kasidah.
Jika engkau membaca suatu syi’ir, masa akan berpantun.”
Pada syi’ir di atas ada dua kalimat, yaitu:

وما الدهر إلا من رواة قصائد
Dan

إذا قلت شعرا أصبح الدهر منشدا


Dari segi makna, kalimat kedua berfungsi untuk memperkuat isi pada kalimat pertama, karena fungsi tersebut pada awal kalimat kedua tidak menggunakan ‘athaf “ و ”.
b)    Sebagai bayan

الناس للناس من بدو و حاضرة ۞ بعض لبعض إن لم يشعروا خدم
Artinya:
“manusia itu baik kelompok badui (orang yang terbelakang) maupun hadhar (orang kota yang terpelajar),
Jika mereka menyadarinya, bahwa yang satu dengan lainnya saling melayani.”

Pada syi’ir di atas terdapat penggabungan dua kalimat. Penggabungan antara dua kalimat tersebut tidak menggunakan huruf ‘athaf, melainkan dengan cara fashl. Hal ini karenakalimat kedua:

بعض لبعض إن لم يشعروا خدم

Berfungsi sebagai penjelas bagi kalimat pertama;

الناس للناس من بدو و حاضرة
c)     Sebagai badal

يدبر الأمر يفصل الأيات لعلكم بلقاء ربكم توقنون (الرعد: 2)
Artinya:
“Dia mengatur segala urusan, menjelaskan ayat-ayat-Nya. Supaya kalian yakin akan pertemuan dengan-Nya”
Pada ayat di atas kalimat;
يدبر الأمر
Merupakan bagian dari;
يفصل الأيات
·     Antara kalimat pertama dan kedua berbeda sama sekali, seperti yang pertama kalam khabari dan yang kedua kalam insya’i atau tidak ada keterkaitan makna antara keduanya. Contoh:

إنما المرء بأصغريه ۞ كل امرئ رهن بما لديه
Artinya:
“Manusia itu tergantung pada dua anggota yang sangat kecil, setiap manusia menjadi jaminan bagi apa yang ada padanya.”
Pada syi’ir di atas terdapat dua kalimat, kalimat yang kedua tidak ada kaitan langsung dengan kalimat yang pertama.

·    Kalimat kedua merupakan jawaban dari kalimat pertama. Contoh:

و أوجس منهم خيفة قالوا لا تخف (هود: 70)
Artinya:
Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan dia merasa takut. Malaikat itu berkata, “jangan kamu takut!..”
Pada ayat di atas terdapat dua kalimat:

و أوجس منهم خيفة
Dan

قالوا لا تخف
Kalimat kedua merupakan jawaban atau reaksi atas pertanyaan pertama, oleh karena itu dalam penggabungannya tidak memerlukan ‘athaf.




B.           WASHL

1.    Pengertian
Washl menurut bahasa artinya menghimpun atau menggabungkan.
Sedangkan menurut istilah balaghah, Washl adalah Meng-‘athaf-kan suatu kalimat pada kalimat sebelumnya melalui huruf ‘athaf.


2.  Tempat-tempat Washl
Penggabungan dua kalimat mesti menggunakan huruf ‘athaf “و ” apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Keadaan I’rob antar kedua kalimat tersebut sama hukumnya. Jika suatu kalimat digabungkan dengan kalimat sebelumnya dan kedua kalimat tersebut sama hukumnya, maka mesti menggunakan huruf ‘athaf “و ”.
Contoh:
زيد قام أبوه و قعد أبوه
b)Kedua jumlah itu harus diwashlkan ketika dikhawatirkan akan terjadi kekeliruan jawaban, contohnya:
Ada sesorang bertanya pada kita:

هل قام زيد؟
Kita mau menjawab sekaligus mendoakannya, maka jawaban dan doa kita mesti pakai fasilah, yaitu “و ”agar tidak terjadi salah faham, jadi jawabannya adalah:

لا و راعاك الله
Jika kita tidak menngunakan huruf ‘athaf “و ”, maka kemungkinan salah faham sangat besar.


c) Kedua jumlah sama-sama khobar atau insya’I dan mempunyai keterkaitan yang sempurna.
Contohnya:

لا وفاء لكذوب و لا راحة لحسود
Contoh yang sama-sama jumlah ismiyah

زيد قائم و بكر قاعد
Contoh yang sama-sama jumlah fi’liyah

قام زيد و قعد بكر

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ



A.    Pengertian ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ
 ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ adalah mendatangkan makna dengan ibarat yang lebih banyak serta berfaedah. Contoh:
ﺭﺏ إﻧﻰ ﻭﻫﻥ ﺍﻟﻌﻅﻡ ﻣﻧﻰ ﻭ ﺍﺷﺗﻌﻝ ﺍﻟﺭﺃﺱ ﺷﯾبا
Wahai Tuhan, rapuh sudah tulangku ini dan rambutpun telah beruban
Yang dimaksudnya adalah “Aku sudah tua”.

B.     Hal-hal yang mengharuskan ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ
1.      Menetapkan makna
2.      Menjelaskan maksud
3.      Taukid
4.      Menolak salah faham

C.     Pembagian ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ
ﺍﻹﻁﻧﺎﺐ  terjadi dengan beberapa masalah antara lain:
1.      ﺫﻛﺭ ﺍﻟﺧﺎﺹ ﺑﻌﺩ ﺍﻟﻌﺎﻡ (menyebutkan yang khusus setelah yang umum)
Contoh:
ﺍﺟﺗﻬﺩﻭﺍ ﻓﻰ ﺩﺭﻭﺳﻛﻡ ﻭ ﺍﻟﻟﻐﺔ ﺍﻟﻌﺭﺑﻳﺔ
2.      ﺫﻛﺭ ﺍﻟﻌﺎﻡ ﺑﻌﺩ ﺍﻟﺧﺎﺹ (menyebutkan yang umum setelah yang khusus)
Contoh:
ﺭﺏ ﺍﻏﻓﺭ ﻟﻰ ﻭﻟﻭﺍﻟﺩﻱ ﻭ ﻟﻣﻥ ﺩﺧﻝ ﺑﻳﺗﻰ ﻣﺅﻣﻧﺎ ﻭ ﻟﻟﻣﺅﻣﻧﻳﻥﺍﻟﻣﺅﻣﻧﺎﺕ
3.      ﺍلإﻳﺿﺍﺡ ﺑﻌﺩ ﺍلإﺑﻬﺎﻡ (menjelaskan sesuatu setelah disamarkan)
Contoh:
ﺍﻣﺩﻛﻡ ﺑﻣﺎ ﺗﻌﻟﻣﻭﻥ ﺍﻣﺩﻛﻡ ﺑﺄﻧﻌﺎﻡ ﻭ ﺑﻧﻳﻥ
4.      ﺍﻟﺗﻛﺭﻳﺭ ﻟﻐﺭﺽ (diulang-ulang karena ada tujuan)
          Seperti:
a.       Jauh terpisah (antara ﺍﺳﻡ ﺍﻥ dengan khobarnya)
     Contoh:
ﺇﻥ ﺍﻣﺭﺃ ﺩﺍﻣﺕ ﻣﻭﺍﺛﻳﻕ ﻋﻬﺩﻩ # ﻋﻟﻰ ﻣﺛﻝ ﻫﺫﺍ ﺇﻧﻟﻛﺭﻳﻡ
Dan sesungguhnya seseorang yang tetap dipercaya janjinya oleh sesamanya ia adalah orang yang mulia
b.      ﺯﻳﺎﺩﺍﺓ ﺍﻟﺗﺭﻏﻳﺏ (menambah senang dimaafkan)
     Contoh:
ﺍﻥ ﻣﻥ ﺍﺯﻭﺍﺟﻛﻡ ﻭ ﺍﻭﻻﺩﻛﻡ ﻋﺩﻭﺍ ﻟﻛﻡ ﻓﺎﺣﺫﺭﻭ ﻫﻡ ﻭ ﺍﻥ ﺗﻌﻓﻭﺍﺗﺻﻓﺣﻭﺍ ﻭ ﺗﻐﻓﺭﻭﺍ ﻓﺎﻥ ﺍﻟﻟﻪ ﻏﻓﻭﺭ ﺭﺣﻳﻡ
Kata yang bergaris bawah diulangi padahal maknanya sama karena untuk menambah senang dimaafkan.
c.       ﺗﺄﺩﻳﺔ ﺍلإﻧﺫﺍﺭ  (menambah hati-hati)
     Contoh:
ﻛﻼ ﺳﻭﻑ ﺗﻌﻟﻣﻭﻥ ﺛﻡ ﻛﻼ ﺳﻭﻑ ﺗﻌﻟﻣﻭﻥ
5.      ﺍلاعترﺍض (memasukkan lafadh/  ﺟﻣﻟﺔditengah-tengah bagian jumlah atau diantara dua jumlah yang berkaitan makna karena ada tujuan)
          Contoh:
ﺍﻥ ﺍﻟﺛﻣﺎﻧﻳﻥ ﻭ ﺑﻟﻐﺗﻬﺎ # ﻗﺩ ﺍﺣﻭﺟﺕ ﺳﻣﻌﻰ ﺍﻟﻰ ﺗﺭﺟﻣﺎﻥ
Sesungguhnya umur 80 tahun telah dilampaukan Allah padamu, sungguh pendengaranku membutuhkan penerjemah
          Lafadh ﻭﺑﻟﻐﺗﻬﺎ adalah jumlah ﻣﻌﺗﺭﺿﻪ dengan tujuan do’a agar seorang minta panjang umur.
6.      ﺍﻟﺗذييل (meruntutkan satu jumlah pada yang lain yang sudah terkandung maknanya karena sebagai pengokoh jumlah tersebut)
a.       Adakalanya berlaku seperti (ﻣﺛﻝ) karena memberikan makna tersendiri dan tidak butuh pada kalimat sebelumnya.
Contoh:
ﻭ ﻗﻝ ﺟﺎﺀ ﺍﻟﺣﻕ ﻭ ﺯﻫﻕ ﺍﻟﺑﺎﻁﻝ ﺇﻥ ﺍﻟﺑﺎﻁﻝ ﻛﺎﻥ ﺯﻫﻭﻗﺎ
b.      Adakalanya tidak berlaku seperti (ﻣﺛﻝ) karena memberikan makna tersendiri dan tidak butuh pada kalimat sebelumnya.
Contoh:
ﺫﻟﻙ ﺟﺯﻳﻧﺎ ﻫﻡ ﺑﻣﺎ ﻛﻓﺭﻭﺍ ﻭ ﻫﻝ ﻧﺟﺎﺯﻯ ﺇﻻ ﺍﻟﻛﻓﻭﺭ
Mereka ahli Saba’ dibalas siksa oleh Allah dengan banjir dan merubah perkebunan mereka sebab kekufurannya
7.      ﺍﻻﺣﺗﺭﺍﺱ (mendatangkan kalam yang menolak adanya kesalah fahaman)
          Contoh:
ﻓﺳﻗﻰ ﺩﻳﺎﺭﻙ ﻏﻳﺭ ﻣﻓﺳﺩ ﻫﺎ # ﺻﻭﺏ ﺍﻟﺭﺑﻳﻊ ﻭ ﺩﻳﻣﺔ ﺗﻬﻣﻰ
Hujan dimusim semi telah menyiram desamu dan hujan lebatpun membanjirinya, tanpa merusaknya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS